Temu Kader Estungkara: Adat Sebagai Bagian Masa Depan Indonesia
1
4
0
Indonesia sebagai negara multikultur, diberkahi dengan keberagaman budaya, suku, adat istiadat, dan bahasa. Sudah sepantasnya keberagaman ini diberikan ruang perayaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Masyarakat Adat merupakan komunitas yang memiliki peran penting dalam mendukung keberagaman yang ada di Indonesia. Kehidupan Masyarakat Adat yang selaras dengan alam dan menjunjung tinggi tradisi, menjadi kekuatan penting untuk memperkuat eksistensi adat sebagai bagian masa depan Indonesia.
DesaRaya berkolaborasi dengan Inklusi, Kemitraan, dan Estungkara menyelenggarakan pertemuan Masyarakat Adat nasional dalam bingkai acara bertajuk “Temu Kader Estungkara: Adat Sebagai Bagian Masa Depan Indonesia”. Acara ini diselenggarakan pada 21-24 Oktober 2024 di Swiss-Belhotel Internasional, Kalibata, Jakarta Selatan. Sebagai momen perayaan atas kebudayaan lokal, acara ini dihadiri oleh 37 kader Masyarakat Adat dan 10 NGO dari berbagai daerah, yaitu Karsa Institute, Lembaga Bumi Lestari, Pundi Sumatera, RMI, Perempuan Aman, PPSW, YCMM, KKI Warsi, YBBI, dan SCF. 10 lembaga ini berperan penting dalam mendampingi kader Masyarakat Adat Estungkara.
Temu Kader Estungkara menggunakan kerangka bonding, bridging, dan linking sebagai pendekatan untuk mengidentifikasi modalitas kader sebagai pemimpin lokal bagi pembangunan desa. Pendekatan ini diwujudkan dalam berbagai tools permainan yang berguna untuk mengumpulkan data, seperti diksi partisipatoris, bingo ciri pemimpin, monopoli peta aset desa, jalan perubahan desa, dan canvas ide pemberdayaan.
Acara ini juga menghadirkan pembicara dari berbagai lembaga, seperti Thinkweb, Kitabisa, BenihBaik.com untuk memberikan perspektif baru bagi kader mengenai peluang membangun kerjasama dengan pihak eksternal. Selain itu, untuk membangun semangat kader, acara ini juga menghadirkan para pengusaha lokal, seperti Homliv, Suwe Ora Jamu, dan Botanina yang membagikan cerita inspiratif dalam membangun usaha mereka.
“Saya kira ini baik sekali, lagipula dengan adanya network mereka jadi bisa bertukar ilmu dan bertukar pengalaman” tutur Anggit Hernowo, Co-Founder BenihBaik.com. Temu Kader Estungkara berhasil membangun ruang inklusif yang menyenangkan bagi Masyarakat Adat sebagai para pemimpin lokal bagi pembangunan desa.
“Saya merasa senang sekali, dan saya juga mendapatkan banyak ilmu yang bisa saya terapkan di desa nanti” tutur Puput Damayanti, kader Desa Pilang, Kalimantan Tengah.